Sabtu, 27 Juli 2013




PENGUKURAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN PENIMBANGAN BB PADA KASUS CKD


Pengukuran keseimbangan cairan atau balance cairan dan penimbangan BB merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam mengkaji status cairan pada kasus CKD. Pada CKD atau penyakit ginjal tahap akhir, ginjal tidak mampu untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin secara normal, respon ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-hari tidak terjadi. Pasien sering menahan natrium dan cairan, meningkatkan risiko terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi.
Pada proses asuhan keperawatan pengukuran keseimbangan cairan dapat dimasukan dalam semua tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Data tentang hasil pengukuran intake dan output cairan serta penimbangan BB pasien sangat mendukung data pemeriksaan fisik pada pasien yang memiliki masalah gangguan keseimbangan cairan. Keseimbangan cairan tubuh dapat dicapai bila intake dan output cairan seimbang.
Secara normal, keseimbangan intake dan output cairan normal pada orang dewasa adalah sebagai berikut
INTAKE OUTPUT
Metabolisme 300 mL Urin 1200 – 150 mL
Peroral 1100 – 1400 mL Kulit (IWL) 500 – 600 mL
Makanan 800 – 1000 mL Pencernaan 100 – 200 mL
Jumlah 2200 – 2700 mL Jumlah 2200 – 2700 mL
Horne&Swearingen, 2001
Prosedur dalam pengukuran intake dan output cairan serta penimbangan BB sangat mudah untuk dilakukan. Dalam melakukan pengukuran intake output cairan perawat hanya perlu melakukan pencatatan setiap intake dan output cairan pasien, lalu jumlahkan setelah mencapai 24 jam, sedangkan untuk BB perawat hanya perlu menimbang pasien pada waktu, dan timbangan yang sama setiap harinya.
Menurut Horne&Swearingen: 2001, intake cairan berasal dari 1) Hasil metabolisme, 2) Peroral, 3) Makanan dan 4) Terapi cairan yang lain, sedangkan untuk output cairan dapat berbentuk 1) Urine, 2) Penguapan dari kulit 3) penguapan dari paru-paru dan 4) feses.
Pada pasien yang mengalami masalah gangguan keseimbangan cairan, kususnya yang berlebih, sangatlah penting untuk untuk melakukan pengukuran intake dan output cairan, penimbangan BB setiap hari, karena peningkatan BB yang akut 0,9 Kg setara dengan penambahan air 1 liter. Kedua hal diatas menggambarkan adanya retensi cairan pada tubuh pasien.

1. Gambaran kasus atau kondisi yang terjadi
Pasien laki-laki umur 41 tahun datang ke rumah sakit tanggal 04 Nopember 2006 dengan keluhan utama sesak nafas yang semakin berat. Sesak ini dirasakan sejak satu minggu yang lalu, sesak semakin berat dirasakan sejak dua hari yang lalu. Sesak timbul karena sudah lebih 1 bulan pasisen tidak melakukan cuci darah.
Pada saat pengkajian tanggal 15 Nopember 2006, keluhan yang diungkapkan oleh pasien adalah berat badan yang semakin memberat. Berat badan yang semakin memberat ini disebabkan karena adanya edema tungkai dan tumit pada kedua kaki pasien dan asites serta wajah sembab.
Riwayat penyakit dahulu pasien, pasien menderita hipertensi sejak usia 25 tahun dan tidak terkontrol. Pasien terbiasa minum obat nyeri kepala (paramex) 2-3 butir perhari bila sakit kepala sejak  3 tahun yang lalu. Selain itu pasien menyukai makanan yang bersanten, asin dan minum kurang. Dari keluarga yang menderia hipertensi adalah ibu kandungnya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, kecuali tekanan darah yang tinggi 180/100 mmHg, BB = 63 Kg dengan TB = 175 cm dengan lingkar perut 80 cm. kesadaran composmentis, rambut kasar dan jarang, muka sembab, konjungtiva pucat kanan kiri, sklera anicterik, bibir pucat, tekanan vena jugularis 5 + 2 cmH20. Dari pemeriksaan fisik dada di dapatkan bentuk dada normal, retraksi dinding dada tidak ada, suara paru bersih pada kedua lapang paru. Bunyi jantung didapatkan bunyi jantung (BJ)I dan II murni dan reguler. Pada abdomen di dapatkan, lingkar perut 61 cm dan terasa begah. Integumen berwarna pucat dan ekstremitas atas akral hangat, scrotum bengkak. Ekstremitas bawah edema tungkai atau tumit pada kedua kaki, rasa gatal belum dirasakan dan muncul butiran uremik pada daerah lutut dan tumit.
Dari hasil pengkajian diatas, maka dirumuskan masalah utama pasien adalah gangguan keseimbangan cairan (berlebih). Beberapa rencana tindakan keperawatan ditetapkan untuk mengatasi masalah keperawatan utama tersebut antara lain 1). Kaji denyut jantung, 2). Ukur intake dan output, 3). Batasi intake sodium dan potasium, 4). Timbang berat badan tiap hari dengan alat dan pakaian yang sama, 5). Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk edema, 6). Auskultasi paru dan jantung, 7). Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semi Fowler, 8). Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna.