Kamis, 23 Oktober 2008

" Role Play Filosofikal Florence Nightingale "

Disusun Oleh :
Kristiawati
Ririn Sri Handayani
Wantiyah
Nuurhidayat
Moh. Judha


Mahasiswa Program Magister
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
2008

FLORENCE NIGHTINGALE : MODERN NURSING
Teori Nightingale mengutamakan focus pada lingkungan dalam penerapannya. Walaupun secara pernyataan tidak pernah menyebutkan lingkungan, ia menggambarkan lingkungan dan mendefinisikan tentang ventilasi, kehangatan, cahaya / penerangan, makanan, kebersihan, dan suara. Nightingale tidak secara khusus membedakan lingkungan pasien dalam aspek fisik, psikologis dan social, tetapi dari tulisan-tulisan yang ada ia memberi penekanan pada lingkungan fisik. Lingkungan sehat dilihat dalam situasi rumah sakit, rumah tinggal dan kondisi fisik pemukiman kumuh.
Lima komponen penting lingkungan yang sehat, menurut nightingale meliputi : udara bersih, air bersih, pembuangan air yang efisien, kebersihan, dan pencahayaan.
Nightingale menekankan pada pemberian ventilasi yang baik bagi proses penyembuhan pasien. Perawat diingatkan untuk ”mempertahankan pemberian udara pada pasien sebersih udara eksternal, tanpa membuatnya kedinginan” (Nightingale, 1969 ). Pencahayaan diidentifikasi sebagai terkena cahaya matahari secara langsung yang merupakan kebutuhan penting bagi pasien. Ia mengatakan ”cahaya memiliki pengaruh yang cukup nyata dan dapat dirasakan pada tubuh manusia” (Nightingale, 1969 ). Untuk memperoleh keuntungan dari sinar matahari, perawat diminta untuk memindahkan dan memposisikan pasien agar terkena cahaya matahari. Dalam pemberian vetilasi yang baik, perawat perlu mengkaji suhu tubuh pasien dengan cara mempalpasi ekstreminitas, agar jangan sampai pasien kedinginan atau kepanasan. Perawat disarankan untuk memanipulasi lingkungan secara berkelanjutan untuk mempertahankan ventilasi dan kehangatan pada pasien dengan pemberian pemanas, membuka jendela, dan pemberian posisi yang tepat pada pasien.
Kebersihan ditujukan kepada pasien, perawat dan lingkungan fisik. Lingkungan yang kotor (pada lantai, karpet, dinding dan bed linen) adalah sumber infeksi. Walaupun ruangan memiliki ventilasi yang baik, materi organik dapat membuat lingkungan menjadi kotor. Oleh karena itu, dibutuhkan pembuang ekskresi dan kotoran tubuh yang baik untuk mencegah kontaminasi terhadap lingkungan. Selain itu, pasien perlu dimandikan secara teratur setiap hari. Perawat juga harus mandi setiap hari, mengenakan pakaian yang bersih dan sering mencuci tangan. Konsep ini ditujukan bukan hanya ditujukan pada perawatan individual pasien, tetapi ditujukan juga bagi perbaikan status kesehatan di pemukiman kumum yang padat dimana pembuangan kotoran tidak adekuat dan akses mendapatkan air bersih terbatas.(Nightingale, 1969).
Kebutuhan akan lingkungan yang tenang juga perlu dikaji dan diintervesi oleh perawat. Suara berisik yang dihasilkan oleh aktifitas fisik di ruangan perlu dihindari karena dapat mengganggu pasien. Selain itu, perawat juga perlu memperhatikan diit/ makanan pasien. Perawat perlu mengkaji pemasukan makanan, jadwal makan dan pengaruhnya terhadap pasien. Nightingale percaya bahwa pasien dengan penyakit kronis dapat kelaparan dan perawat yang pintar adalah perawat yang berhasil memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Selanjutnya, komponen lainnya yang didefinisikan oleh teori Nightingale adalah petty management (Nightingale, 1969), dimana perawat memiliki kendali terhadap lingkungan secara fisik dan administratif. Perawat perlu mengontrol lingkungan untuk melindungi pasien dari ancaman fisik dan psikologis; Nightingale juga yakin bahwa perawat akan tetap bertanggung jawat terhadap lingkungan walaupun ia tidak ada di ruangan, karena ia telah menyerahkan tanggung jawab kepada orang lain yang bekerja disana saat ia tidak ada di tempat, hal ini menunjukkan sebenarnya proses pendelegasian sudah ada pada jaman Nightingale.

Asumsi Utama

Keperawatan adalah manusia yang bertanggung jawab terhadap kesehatan orang lain dan yang menjadi perawat adalah wanita terdidik yang belajar dan mengaplikasikan tambahan prinsip ilmiah pada pekerjaan dan lebih terlatih dalam melaporkan status pasien saat memberikan intervensi yang membantu proses penyembuhan pasien. Keperawatan dipandang sebagai proses non-kuratif yang bergantung pada penempatan individu dalam kondisi terbaik alamiah dimana lingkungan menjadi kondusif untuk proses perbaikan. Komunikasi dengan individu sangat penting dan tidak boleh terburu-buru serta bebas interupsi. Komunikasi yang dilakukan perawat kepada dokter dan anggota keluarga harus berada dalam lingkungan pasien. Observasi dan pengumpulan data spesifik perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan..

Manusia ditujukan kepada pasien adalah individu yang memiliki kekuatan vital alamiah yang dibutuhkan proses perbaikan. Perawat melaksanakan tugas-tugasnya kepada pasien dan mengontrol lingkungan pasien untuk mempercepat proses penyembuhan klien. Pasien tidak sepenuhnya pasif dimana ia melakukan self-care jika memungkinkan dan dilibatkan pada penentuan waktu makan dan jenis makanan. Pasien dilihat secara individual dengan cara ditanyakan akan pilihan makanannya. Walaupun demikian perawat tetap mengontrol dan bertanggung jawab pada lingkungan pasien, dan berarti mengontrol beberapa pilihan dan perilaku indiviidual. Pasien dihargai atas latar belakang kehidupannya masing-masing.

Sehat didefinisikan sebagai dalam keadaan baik dan menggunakan setiap kekuatan/ sumber-sumber yang dimiliki manusia secara penuh dalam kehidupannya.
Penyakit dan sakit adalah proses perbaikan secara alamiah pada saat manusia tidak pada kondisi sehat. Penyakit tidak selalu membuat orang menderita. Penyebab penderitaan lebih banyak dikarenakan kondisi lingkungan buruk, makanan yang buruk atau kelemahan spiritual. Upaya mempertahankan kesehatan dilakukan dengan cara mencegah penyakit melalui kontrol lingkungan dan dan tanggung jawab sosial (Modern Public Health Nursing). Nightingale membedakan antara keperawatan sehat dan keperawatan untuk pasien yang sakit.

Lingkungan yang didefinisikan oleh Nightingale digambarkan sebagai ”elemen-elemen eksternal yang mempengaruhi kesehatan orang yang sehat dan sakit” dan meliputi ”semua yang berkaitan dengan makanan dan bunga pasien sampai dengan interaksi verbal dan non verbal pasien” (Fitzpatrick & Whall, 1983 ). Tujuan keperawatan adalah untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan terapeutik yang akan meningkatkan kenyamanan dan proses penyembuhan pasien. Nightingale percaya bahwa orang sakit yang miskin akan merasakan manfaat dari perbaikan lingkungan yang mempengaruhi tubuh dan pikiran mereka. Perawat dapat merubah status sosial orang miskin dengan memperbaiki kondisi lingkungan fisik dan psikologis mereka.
Peran Perawat
Menurut Nightingale, peran perawat adalah mencegah terganggunya proses perbaikan dan memberikan kondisi optimal yang meningkatkan proses perbaikan tersebut sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien. Perawat harus mampu mengobservasi pasien dan lingkungannya dengan baik. Observasi dilakukan secara terus menerus.

Walaupun Nightingale tidak secara eksplisit membicarakan tantang perilaku caring perawat, ia sudah menggambarkan fenomena yang disebut keperawatan dan kebutuhan untuk berkomintmen terhadap kerja keperawatan. Pengalaman kerja keperawatannya di Crimea menunjukkan perilaku caring, termasuk komitmennya untuk mengobservasi pasien di malam hari, mendampingi pasien menghadapi kematian, berdiri disamping pasien saat dioperasi, menulis surat untuk pasien; dan memberikan bahan bacaan pada pasien.

Perawat harus menjadi agen moral, dimana ada suatu hubungan profesional antara perawat – pasien, mengingatkan pentingnya confidentiality, dan memberikan advokasi kepada orang-orang miskin untuk memperbaiki status kesehatan dan sosial mereka. Nightingale juga berpendapat tentang pentingnya pasien menjadi pengambil keputusan atas dirinya.





Referensi

1. Chinn, PL., Jacobs, MK., & Huetherm SE. (1983) Theory and nursing : A systematic approach. St.Louis: Mosby Co.
2. Fitzpatrick , J. & Whall, A. (1983) Conceptual models of nursing. Bowie MD: Prentice Hall dalam Tomey,
3. M, Alligood, MR.(2006) Nursing theories and their work. 6th ed. Missouri: Mosby Elsivier.
4. Nightingale, F.(1969) Notes in nursing: What it is and what it is not. New York: Dover dalam Tomey,
5. AM, Alligood, MR.(2006) Nursing theories and their work. 6th ed. Missouri: Mosby Elsivier.
6. Tomey, AM, Alligood, MR.(2006) Nursing theories and their work. 6th ed. Missouri: Mosby Elsivier.
7. http://www.lotsofessays.com/viewpaper/1694203.html

8. http://www.fratfiles.com/essays/71172.html

9. http://www.lotsofeyssays.com/essays/1694203.html

10. http://www.aku.edu.com/AKUH/Medical Profesional/nursingphilo.shtml






SKENARIO ROLE PLAY TEORI FILOSOFIKAL NIGHTANGALE

SUTRADARA : MUHAMMAD YUDHA
NARATOR : RIRIN SRI HANDAYANI
PEMAIN : KRISTIAWATI (Ners TIA)
WANTIYAH (Ners WANTI)
NUURHIDAYAT (Pasien Bp. YAYAT)
NARATOR :
Ruang Murai adalah Ruang Perawatan untuk pasien dengan kasus penyakit dalam. Ruang Murai menggunakan falsafah Nightingale untuk melandasi semua aktifitas dan kegiatan ruangan. Kepala ruangan bekerjasama dengan manajemen rumah sakit mendesain ruangan untuk mengkondisikan kepada falsafah Nightingale seperti dinding ruangan di cat dengan warna krem yang lembut sehingga pencahayaan menjadi terang, dibuat jendela-jendela menghadap keluar (taman) sehingga ketika dibuka udara segar akan masuk, jumlah TT pasien sesuai dengan luas ruangan dan logistik untuk mengganti set tempat tidur disiapkan dengan perhitungan jumlah TT dan rerata pasien masuk setiap hari. Setiap aktifitas asuhan keperawatan didasari oleh semangat falsafah Nightingale. Berikut ini adalah role play yang menggambarkan interaksi perawat di Ruangan Murai dimulai ketika overan shift dari jaga malam ke jaga pagi.

Berikut ceritanya……………….
Ners. Wanti (W) : (Baru datang …) Selamat pagi Ns. Tia……
Ners Tia (T) : Pagi…..
Ns. W : Bagaimana, bisa kita mulai overannya ?
Ns. T : Boleh, mau sekarang ? saya ambil buku laporannya dulu ya…

NARATOR : Ns. Tia mengambil buku laporan yang telah dibuat catatannya
tadi malam.
Ns. T : Kita mulai dari overan pasien dulu ya, setelah itu baru logistik
Ns. W : Ya gak apa-apa, …..

NARATOR : Ns. Tia dan Ns. Wanti berjalan menuju ruang rawat
Ns. T : Selamat pagi semua…..
Bp. Yayat (Y) +tmn : Pagi suster……
Ns. W : Ns. Tia, ada jendela yang belum dibuka tuh ..(menunjuk jendela
dibelakang TT Bp. Y
Ns. T : O ya, itu Bp. Yayat tidak suka kalau jendela dibuka. Tadi sudah saya
buka tetapi mungkin beliau tutup lagi.
(Ns. T berjalan kearah tempat tidur Bp. Yayat , dan sambil tersenyum….)
Ns. T : Pak Yayat, jendelanya kita buku dulu ya supaya udara dan sinar
matahari masuk, jadi ruangannya tidak lembab.
Bp Y : Silau ners makanya saya tutup lagi
Ns T : Ya sampai jam 9 pagi aja, setelah itu bisa di tutup lagi
Bp Y : Ya, deh

Narator : Ners T membuka jendela lalu kembali bersama Ners W melanjutkan operan
Ns T : Ini Bapak Yayat dengan diabetes hari ini hari ke -2 beliau dirawat, dapat insulin 10 u, 15 menit sebelum makan, pagi ini sudah diberikan tapi bapak yayat tidak menghabiskan makanannya, belum dikaji kenapa?
Ns W : Berapa banyak diitnya ?
Ns T : 1700 Kalori, tadi pagi mendapat roti 2 potong dengan mendapat susu, tapi hanya dimakan satu kerat dan susunya tidak diminum, setelah makan pagi mau duduk di taman
Ns W : Ada dicatat dilaporan kan ?
Ns T : Ya semua tercatat dengan lengkap
Ns W : Oke baik
Narataor : Ns Tia dan Ns wanti melanjutkan operan hingga semua pasien telah dioperkan kemudian mereka berdua melanjutkan dengan operan logistik
Ns T : Kamar mandi no 1 krannya macet, air cukup, dua yang lainnya lancar dan pagi ini sudah dibersihkan oleh klining service
Ns W : Ya nanti kita telepon instalasi untuk perbaikan

Narator : Ns Tia dan Ns wanti kembali ke Ners station lalu mencuci tangan
Ns T : Hands soap habis , persediaan set untuk tempat tidur cukup
Ns W : Kalo begitu kita juga minta ke bagian logistik

Narator : Ns Tia dan Ns Wanti melanjutkan operan logistik hingga selesai
Ns T : Bagaimana sudah semua khan ?
Ns W : Ya terima kasih , mau langsung pulang nih ?
Ns T : Iya lah, siang nanti ada acara, saya bersiap dulu ya

Narator : Ns Tia pergi keruang ganti dan berganti pakaian untuk pulang memakai sepatu hak tinggi
Ns W : Sepatu baru nih ?
Ns T : Baru lihat ya ? saya khan kalo pagi ngak berani pakai karena ada kepala ruangan
Ns W : (tersenyum ) itukan menyesuaikan dengan falsafah ruangan kita
Ns T : Ya bu, tenang aja semalam aku pakai sandal jepit.
Ns W : Apalagi pakai sendal jepit, lagi pula khan bahaya kalo ada jarum yang jatuh
Ns T : Ya, ya…. Terima kasih besok ngak lagi…..saya pulang dulu ya
Ns W : Oke hati-hati

Narator : Ns wanti berjalan ke ruangan bapak yayat
Ns W : Bapak tadi makannya ngak habis ya ?
Bp Y : Habis saya ngak suka makan roti
Ns W : Bapak sukannya makan apa ?
Bp Y : Saya biasa makan nasi , saya juga ngak bisa minum susu… bisa sakit perut… minumnya air putih saja
Ns W : Kalo begitu kita akan beritahu bagian gizi dan minumnya air putih, makannya harus tepat ya pak 15 menit sesudah disuntik insulin
Bp Y : Ya saya selalu tepat kok
Ns W : Bagus, pagi ini bapak rencananya mau duduk di taman khan ? kalo bapak mau sambil baca ada koran bisa bapak baca
Ns W : Terima kasih

kepemimpinan dalam keperawatan

Free Shoutbox Technology Pioneer