Senin, 23 Juni 2008

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT DIABETES MILIETUS

keadaan yang ditandai dengan hiperglikemia akibat defisiensi ataua penurunan efektifitas kerja insulin ( Kamus Keperawatan , Edisi 17 hal. 137 )
· Suatu penyakit akibat kekurangan hormone insulin sehingga glukosa tidak dapat diolah oleh tubuh sehingga mangakibatkan glukosa dalam darah meningkat, lalu dikeluarkan dalam kemih yang berasa manis ( Kamus Kedokteran , hal 76 )
· Suatu kelompok gangguan sistemik kronik yang nyata memperlihatkan gangguan metabolisme karbohidrat , sehingga didapati hiperglikemik dan glukosuria ( Kapita Selekta, hal 114 )
· Gangguan metabolik yang ditandai dengan intoleransi glukosa.
· Penyakit sistemik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara supali dan kebutuhan insulin.

Klasifikasi DM :
· Type I yaitu : DMTI ( Diabetes Mielitus Tergantung Insulin )
· Type II yaitu DMTTI ( Diabetes Milietus Tidak Tergantung Insulin )
· Secondary Diabetes yaitu diabetes akibat kondisi lain ( Syndrom kerusakan
pancreas )
· Gestasional Diabetes Milietus


Komplikasi
komplikasi terjadi karena tidak terkontrolnya gula darah dan mempengaruhi pembuluh darah kecil pada semua organ dan jaringan contoh pada mata, ginjal atau mempengaruhi pembuluh darah besar dan saraf

Penatalaksanaan Diabetes Militus
Pada prinsipnya terdapat 5 koponen dalam penanganan Diabetes Militus :
1. Diet
2. Latihan dan olahraga
3. Obat dan terapi
4. Pemantauan gula darah
5. pendidikan kesehatan

ETIOLOGI
DMTI ditandai oleh penghancuran sel – sel beta pancreas.
- Faktor genetic ( Kecenderunagn genetic ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA atau Human Leucocyte Antigen )
- Faktor Imunologi
- Faktor lingkungan
DMTTI ditandai dengan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin , factor lain adalah :
- Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun )
- Obesitas
- Riwayat keluarga
- Kelompok etnik ( di Amerika Serikat , golongan Hispanik serta penduduk asli Amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya Diabetes Milietus tipe II dibandingkan dengan golongn Sfro Amerika )

FAKTOR PREDISPOSISI
· Obesitas
· Mempunyai keluarga dengan riwayat DM
· Gaya hidup ( nutrisi berlebihan )

TANDA DAN GEJALA
Gejala klasik ( khas ) pada klien dengan diabetes adalah :
· Polidipsi rasa haus yang berlebihan
· Poliuria ( sering kencing , terutama pada malam hari / nokturia )
· Polipagia ( sering merasa cepat lapar )
· Penurunan berat badan yang cepat
· Kadang – kadang klien mengeluh badan terasa lemah
· Rasa kesemutan pada jari tangan dan kaki
· Gatal – gatal
· Penglihatan kabur
· Gairah seks menurun
· Luka sukar sembuh
Terkadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan adanya keluhan , mereka mengetahui adanya diabetes milietus hanya karena pada saat check up ditemukan kadar glukjosa darahnya tinggi.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosa diabetes milietus dipastikan bila :
· Kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/dl atau lebih ditambah ditambah gejala khas diabetes milietus.
· Glukosa darah puasa 140 mg / dl atau lebih pada 2 kali pemeriksaan p-ada saat yang berbeda.
· Bila ada keraguan perlu dilakukan test toleransi terhadap glukosa atau yang popular disebut GGT, dengan glukosa darah puasa, 1 jam dan 2 jam setelah minum 75 gr glukosa.

PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

· Diet
Prinsip penatalaksanaan diet :
- Memberikan semua unsure makanan esensial (misalnya vitamin, mineral)
- Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
- Memenuhi kebutuhan energi
- Mencegah fluktasi kadar glukosa darah
•Memberikan semua unsur makanan esensial ( vitamin, mineral )
•Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesui
• memenuhi kebutuhan energi
•50-60% karbohidrat
•12-20% protein
•20-30% lemak
•Mencegah fluktuasi peningkatan kadar gula daraharah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis.
- Menurunkan kadar lemak darah , jika kadar ini meningkat

· Latihan.
Latihan dengan cara melawan tahanan ( resistance training ) dapat meningkatkan lean body mass dan dengan demikian menambah laju metabolisme istirahat ( resting metabolic rate ).

· Pemantauan.
Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri (SMBG ; Self Monitoring of Blood Glucose)

· Terapi ( jika diperlukan ).
Terapi pemberian preparat insulin


· Pendidikan Kesehatan dan Penyuluhan.
Mengajarkan kepada keluarga atau klien mengenai cara menyuntikkan Insulin mulai dari peralatan, persiapan dan pemberian suntikan insulin, pengetahuan tentang kerja insulin, pelibatan penyuntuikkan insulin kedalam jadwal harian.

daftar Pustaka
Brunner and Suddart.2002.Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta ; EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta ; EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta ; Media Aesculapius
Price, Silvia Anderson. 2005. Patofisiologi. Jakarta ; EGC
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta ; EGC