Rabu, 23 Juli 2008

KANKER SERVIKS

PENGERTIAN
kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/seviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.
90% dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim.

PENYEBAB

Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti,tetapi terdapat beberapa factor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks :
HPV (human papillomavirus)
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
Merokok
Tembakau merusak system kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
Berganti-ganti pasangan seksual
Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia dibawah 18 tahun,berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.
Pemakain DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
Gangguan system kekebalan
Pemakaian pil KB
Infeksi herpes genetalis atau infeksi klamidia menahun
Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin)

GEJALA YANG MUNCUL

Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.
Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan disekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:
Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause.
Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer,berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut :
Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan.
Nyeri panggul punggung dan tungkai.
Dari vagina keluar air kemih atau tinja, patah tulang.

DIAGNOSA
Pap smear
Biopsi. Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
Kolposkopi. Pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar
Tes Schiller. Serviks diolesi dengan larutan yodium,sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.

PENGOBATAN

Pembedahan. Dilakukan pengangkatan sel kanker
Penyinaran. Menggunakan sinar radioaktif yang bisa merusak sel kanker
Kemoterapi. Dengan menggunakan obat-obatan sitostatik
Terapi Biologi. Dengan memperkuat system kekebalan tubuh

PENCEGAHAN
Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks :
Mencegah terjadinya infeksi HPV
Melakukan pemeriksaan Pap semear secara teratur
Anjuran untuk melaksanakan Pap smear secara teratur :
Setiap tahun untuk wanita yang bersuami diatas 35 tahun
Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV atau kulit kelamin
Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker
Sesering mungklin jika hasil pap smear menunjukan abnormal
Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker serviks.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker serviks sebaiknya :
Anak perempuan yang berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual.
Jangan melakukan seksual dengan penderita kulit kelamin atau gunakan kondom untuk mencegah penularan kulit kelamin
Jangan berganti-ganti pasangan seksual
Berhenti merokok.
Ditulis oleh suster.nada di 10:15 0 komentar
Label: Penyuluhan
Persiapan persalinan

PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan/ hamper cukup bulan,diikuti dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin atau bayi.
APA KEGUNAAN MENGETAHUI TANDA-TANDA PERSALINAN ?
Dengan mengetahui tanda-tanda persalinan,diharapkan :
Ibu siap dalam persalinan
Ibu dan keluarga dapat lebih cepat pergi ke penolong (Puskesmas, klinik bersaliln, RS )
Memperkecil kematian ibu dan bayi

TANDA-TANDA PERSALINAN
Terasa nyeri atau mulas pada perut bagian bawah
Nyeri terasa melingkar dari punggung menjalar ke perut bagian bawah,teratur tiap 2-3 menit, jarak makin lama makin pendek dan makin kuat dirasakan serta bertambah bila dibawa jalan.
Keluar lendir bercampur darah
Kadang keluar air ketuban secara tiba-tiba
Adanya perasaan ingin buang air besar yang tidak tertahankan.
APA YANG HARUS DILAKUKAN IBU DAN KELUARGA BILA IBU MENGALAMI TANDA-TANDA PERSALINAN
Yang harus dilakukan adalah :
Beri dukungan moril pada ibu
Bila ketuban belum pecah, ibu masih boleh berjalan-jalan
Beri kompres hangat pada daerah punggung
Ajarkan tehnik relaksasi dengan nafas dalam bila terasa nyeri atau mulas
Dampingi ibu
Segera bawa ke tempat pelayanan kesehatan (puskesmas, klinik bersalin, RS)
Beri dukungan spiritual pada ibu

PERSIAPAN KELUARGA BILA IBU SUDAH PADA AKHIR MASA KEHAMILAN (TRIMESTER KETIGA)
- Persiapan Ibu
- Baju atasan dengan kancing depan dan menyerap keringat
- Celana dalam
- Bra
- Sarung atau kain panjang
- Pembalut
- Gurita ibu
- Persiapan Bayi
- Baju bayi
- Popok
- Gurita
- Selimut
- Pernel
- Sarung tangan dan kaki
- Bedak
- Minyak talon

Rabu, 16 Juli 2008

PENGAKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995)
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah. Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data (meskipun setiap langkah dari proses keperawatan harus selalu didokumentasikan juga).
Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu : status kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan yang dialami oleh klien.

Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan kepada klien.

A. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien.
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.
Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentuan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment).


TUJUAN PENGUMPULAN DATA

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah beriutnya.

KARAKTERISTIK DATA
1. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data
yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat.
Misalnya klien tidak mau makan — kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau
makan (tidak cocok makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis,
atau sebab-sebab yang lain)
2. Akurat dan nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata
untuk membuktikan benar-tidaknya apa yang telah didengar, diliha, diamati dan
diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang
sekiranya meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang
suatu kondisi klien. Misalnya, klien tidak mau makan. Perawat tidak boleh
langsung menuliskan : `klien tidak mau makan karena depresi berat`. Diperlukan
penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya
sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
3. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang
harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi.

INFORMASI YANG DIPERLUKAN
1. Segala sesuatu tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial & spiritual
2. Kemampuan dalam mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari
3. Masalah kesehatan dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien
4. Keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan
dilakuan terhadap klien

SUMBER DATA

1. Sumber data Primer
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat
memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapinya.
2. Sumber data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat klien
(keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat
dengan klien
3. Sumber data lainnya
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit
dan perawatan klien di masa lalu.

Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah :
1. Klien sendiri sebagai sumber data utama (primer)
2. Orang terdekat
3. Catatan klien
4. Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan)
5. Konsultasi
6. Hasil pemeriksaan diagnostik
7. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya
8. Perawat lain
9. Kepustakaan

JENIS DATA
1. Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan
menggunakan standart yang diakui (berlaku), seperti : warna kulit, tanda-tanda
vital, tingkat kesadaran, dll. Data-data tersebut diperoleh melalui `senses` :
Sight, smell, hearing, touch dan taste.
2. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien,
misalnya rasa nyeri, pusing, mual, ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan, dll.

CARA PENGUMPULAN DATA
Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan indentitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya.
Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien antara lain : wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik (pshysical assessment) dan studi dokumentasi.

WAWANCARA
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi. Komunikasi keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan skill komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunaan untuk memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan keluarga untuk bertuar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari.

Tahapan wawancara / komunikasi :
1. Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.

2.Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.

3. Isi / tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan pada
masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Fokus wawancara adalah klien
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
c. Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
d. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
e. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
f. Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya
g. Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.

4. Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1. Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-keluhannya /
pendapatnya secara bebas
3. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
4. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6. Tidak bersifat menggurui
7. Memperhatikan pesan yang disampaikan
8. Mengurangi hambatan-hambatan
9. Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10. Menghindari adanya interupsi
11. Mendengarkan penuh dengan perasaan
12. Memberikan kesempatan istirahat kepada klien

Macam wawancara :
1. Auto anamnese : wawancara dengan klien langsung
2. Allo anamnese : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.

Hambatan wawancara :
1.Internal :
a. Pandangan atau pendapat yang berbeda
b. Penampilan klien berbeda
c. Klien dalam keadaan cemas, nyeri, atau kondisinya menurun
d. Klien mengatakan bahwa ia tidak ingin mendengar tentang sesuatu hal
e. Klien tidak senang dengan perawat, atau sebaliknya
f. Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain / tidak fokus ke pasien
g. Perawat sedang merencanakan pertanyaan selanjutnya
h. Perawat merasa terburu-buru
i. Perawat terlalu gelisah atau terburu-buru dalam bertanya

2. External ;
a. Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan di luar
b. Kurangnya privacy
c. Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya wawancara
d. Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang lain.

Teknik pengumpulan data yang kurang efektif :
1. Pertanyaan tertutup : tidak ada kebebasan dalam mengemukakan pendapat /
keluhan / respon. Ex : Apakah Anda makan tiga kali sehari ?
2. Pertanyaan terarah : secara khas menyebutkan respon yang diinginkan. Ex :
…………….Anda setuju bukan?
3. Menyelidiki : mengajukan pertanyaan yang terus-menerus
4. Menyetujui / tidak menyetujui. Menyebutkan secara tidak langsung bahwa klien
benar atau salah. Ex : Anda tidak bermaksud seperti itu kan?

PENGAMATAN / OBSERVASI

Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
1. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang
hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang
diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : `Pak, saya akan menghitung nafas bapak
dalam satu menit` —- kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid,
karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
2. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
3. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti
oleh perawat yang lain.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah
1.Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa
melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat struma di
leher, kulit kebiruan (sianosis), dll
2. Palpasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian
tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi
(patah/retak tulang), dll.
3. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan
alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi
jantung, suara nafas, dan bising usus.
4. Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru), dll.

Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :
1. Head-to-toe (dari kepala s.d kaki)
2. ROS (Review of System)
3. Pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)

Setelah data terkumpul, dilakukan pengelompokkan data, yang dapat dilakukan dengan cara :
1. Berdasarkan sistem tubuh
2. Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)
3. Berdasarkan teori keperawatan
4. Berdasarkan pola kesehatan fungsional.

B. ANALISIS DATA
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.

Dasar analisis :
1. Anatomi – fisiologi
2. Patofisiologi penyakit
3. Mikrobiologi – parasitologi
4. Farmakologi
5. Ilmu perilaku
6. konsep-konsep (manusia, sehat-sakit, keperawatan, dll)
7. Tindakan dan prosedur keperawatan
8. Teori-teori keperawatan.

Fungsi analisis :
1. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data yang
diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan klien
2. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif pemecahan
masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan, sebelum melakukan
tindakan keperawatan.

Pedoman analisis data :
1. Menyusun kategorisasi data secara sistematis dan logis
2. Identifikasi kesenjangan data
3. Menentukan pola alternatif pemecahan masalah
4. Menerapkan teori, model, kerangka kerja, nrma dan standart, dibandingkan dengan
data senjang
5. Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang asuhan keperawatan klien
6. Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang timbul.

Cara analisis data :
1. Validasi data, teliti kembali data yang telah terkumpul
2. Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
3. Membandingkan dengan standart
4. Membuat kesimpulan tantang kesenjangan (masalah keperawatan) yang ditemukan

C. PRIORITAS MASALAH
Apabila masalah talah diidentifikasi, maka disusun daftar masalah yang ditemukan, kemudian diprioritaskan. Hal ini dilakukan karena tidak mungkin semua masalah diatasi bersama-sama sekaligus. Jadi diputuskan masalah mana yang yang dapat diatasi terlebih dahulu.
Dalam memprioritaskan kebutuhan klien, hirarki Maslow menjadi rujukan perawat dalam menentukan pemenuhan kebutuhan klien. Kebutuhan fisiologi menjadi kebutuhan utama manusia, kemudian diikuti oleh kebutuhan-kebutuhan psikososial seperti : aman-nyaman, pengetahuan, cinta-memiliki, harga diri dan aktualisasi diri.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGKAJIAN
1. Data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial dan
spiritual
2. Menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah klien dan
menggunakan cara-cara pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan klien
3. Dilakukan secara sistematis dan terus-menerus
4. Dicatat dalam catatan keperawatan secara sistematis dan terus-menerus
5. Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
6. Dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan.

DOKUMENTASI PENGKAJIAN
Fokus dokumentasi pengkajian pada data klinik adalah perawat dapat mengimplementasikan dan mengorganisasi data. Bentuk dokumentasi dapat berupa data dasar, lembar alur (flow sheet) dan catatan perkembangan, yang semuanya termasuk tipe pengkajian informasi. Untuk mencapai catatan pengkajian secara aktual, maka perlu dipertimbangkan pedoman dalam pembuatan pencatatan pengkajian, diantaranya :
1. Gunakan format yang terorganisasi
2. Gunakan format yang telah ada
3. Format yang mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala sampai
dengan seluruh tubuh dapat memperluas informasi
4. Catat informasi tanpa bias dan nilai-nilai opini pribadi
5. Masukkan pernyataan yang mendukung klien
6. Jabarkan observasi dan hasil yang jelas
7. Ikuti kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk pencatatan pengkajian
8. Tulis data secara ringkas
9. Setiap data yang dikumpulkan adalah data baru dan mendapatkan validasi
10. Dilakukan secara sistematis dan terus-menerus
11. Data harus dicatat, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain
12. Data dikelompokkan dalam bio-psiko-sosio-spiritual, sesuaikan formatnya
13. Data dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relecan dan sesuai
14. Menuliskan identitas waktu
15. Menulis nama dan tanda tangan pelaksana pengkajian.

Lampiran.
1. Bagaimana cara mendapatkan data yang baik ?
a. Jaga kerahasiaan
b. Sebutkan nama
c. Jelaskan tujuan wawancara
d. Jaga kontak mata
e. Usahakan tidak tergesa-gesa

2. Bagaimana cara mengobservasi ?
a. Pergunakan panca indera
b. Tunjukkan penampilan yang baik
c. Tunjukkan sikap yang baik
d. Jaga pola interaksi yang baik

3. Bagaimana cara bertanya yang baik ?
a. Tanyakan pertama kali mengenai masalah yang paling dirasakan klien
b. Pergunakan istilah yang dimengerti oleh klien
c. Pergunakan lebih banyak pertanyaan terbuka
d. Pergunakan refleksi (mengulang kembali apa yang dikatakan oleh klien)
e. Jangan memulai pertanyaan pribadi
f. Tanyakan sesuatu yang penting dan tidak menyinggung
g. Pergunakan format pengkajian yang teorganisir dan disepakati oleh instansi

4. Bagaimana cara menjadi pendengar yang baik?
a. Jadilah pendengar yang aktif
b. Beri kesempatan kepada klien untuk menyelesaikan pembicaraannya
c. Bersabarlah jika klien `blocking`
d. Berikan perhatian yang penuh
e. Klarifikasi, ulang apa yang telah dikatakan dan simpulkan.

MODEL KEPERAWATAN DALAM PENGKAJIAN / PENGUMPULAN DATA GORDON (1982) : Pola Kesehatan Fungsional
1. Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat
a. Pola sehat – sejahtera yang dirasakan
b. Pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan dengan sehat
c. Pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif
d. Ketaatan pada ketentuan media dan keperawatan

2. Pola nutrisi – metabolik
a. pola makan biasa dan masukan cairan
b. Tipe makanan dan cairan
c. Peningkatan / penurunan berat badan
d. Nafsu makan, pilihan makanan

3. Pola eliminasi
a. Defekasi, berkemih
b. Penggunaan alat bantu
c. Penggunaan obat-obatan

4. Pola aktivitas – latihan
a. Pola aktivitas, latihan dan rekreasi
b. Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll)

5. Pola tidur dan istirahat
a. Pola tidur – istirahat dalam 24 jam
b. Kualitas dan kuantitas tidur

6. Pola kognitif – perseptual – keadekuatan alat sensori
a. Penglihatan, perasa, pembau
b. Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan keputusan

7. Pola persepsi-konsep diri
a. Sikap klien mengenai dirinya
b. Persepsi klien tentang kemampuannya
c. Pola emosional
d. Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri

8. Pola peran dan tanggung jawab
a. Persepsi klien tantang pola hubungan
b. Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab

9. Pola seksual – reproduksi
a. Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap seksualitasnya
b. Tahap dan pola reproduksi

10. Pola koping dan toleransi stress
a. Kemampuan mengendalian stress
b. Sumber pendukung

11.Pola nilai dan keyakinan
a. Nilai, tujuan dan keyakinan
b. Spiritual
c. Konflik

MODEL ROY`s (1984) : Model adaptasi :
1. Kebutuhan fisiologik
a. Aktivitas dan istirahat
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Cairan dan elektrolit
e. Oksigen
f. Proteksi
g. Pengaturan suhu
h. Pengaturan sistem endokrin

2. Konsep diri
3. Fungsi peran
4. Interdependent

MODEL OREM (1985) : Self-care / kemandirian klien dalam merawat dirinya sendiri :
1. Pemenuhan kebutuhan oksigen
2. Pemenuhan kebutuhan cairan
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
5. Keseimbangan aktivitas dan istirahat
6. Sosial
7. Pencegahan
8. Promosi

DOENGOES (1993) :
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan dan cairan
6. Hygiene
7. Neurosensori
8. Nyeri / ketidaknyamanan
9. Pernafasan
10. Keamanan
11. Seksualitas
12. Interaksi sosial
13. Penyuluhan / pembelajaran

FITZ PATRICK (1991) : Pola respon manusia :
1. Memilih : memilih di antara alternatif-alternatif
2. Berkomunikasi : verbal – non verbal
3. Bertukaran : memberikan, melepaskan, dan kehilangan sesuatu
4. Merasakan : pengalaman, kesadaran, sensasi, pemahaman atau pengertian
secara sadar / emosional
5. Mengetahui : mengenal – memahami
6. Bergerak : mengubah posisi, desakan untuk bertindak / melakukan sesuatu
7. Mempersepsikan : memahami dengan pikiran, sadar tentang indera / rangsangan
eksternal
8. Berhubungan : menjalin hubungan, membangun hubungan, berada dalam beberapa
asosiasi dengan benda, orang atau tempat
Menilai : perhatian, mengenal, peduli, berharga, berguna

Selasa, 15 Juli 2008

DARAH

Darah merupakan alat transport berbagai zat ditubuh manusia, darah berperan untuk proses homeostasis dalam mempertahankan stabilitas lingkungan dalam tubuh dan untuk mengembalikan fungsi tubuh dalam keadaan semula, dari proses hemostasis ini muncul perubahan seperti :
- berkeringat serta menguapnya keringat serta munculnya panas daam tubuh untuk menguapkan keringat
- sirkulasi darah meningkat, peningkatan sirkulasi ini karena kerja jantung dan penyesuaian pembuluh darah
- pernafasan meningkat dalam usaha memenuhi kebutuhan oksigen
darah terdiri atas plasma 55 % dan sel 45%, sel dalam darah antara lain adalah trombosit, sel darah putih, sel darah merah.
Plasma mengandung ion Na, K, Ca, Mg, dan lain-lain. Adapun zat organic seperti asam amino, protein, glukosa. Plasma mudah beku karena terdapat protein fibrinogen yang dapat berubah menjadi fibrin yang berperan dalam pembekua darah.
Protein plasma darah berupa albumin, globulin dan fibrinogen, yang memberikan tekanan osmotic koloid ( tekanan onkotik ) tekanan ini berfungsi menarik air kembali ke kapiler dan intersisial setelah terjadi filtrasi.

SEL DARAH PUTIH
Sel darah putih terdiri dari granulosit, limfosit, monosit.
Granulosit terdiri dari:
-netrofil yang berfungsi membunuh bakteri, pada infeksi akut jumlah sel ini meningkat.
-basofil, melepaskan histamin, sel ini berperan pada reaksi hipersensitif tipe cepat seperti urtikaria, rhinitis alergika, syok anafilaktik.
-menyerang beberapa jenis parasit, sel ini meningkat pada penderita alergi.

Monosit : monosit termasuk darahdari sumsum tulang, kemudian masuk jaringan, berubah namanya menjadi makrofag jaringan, berfungsi seperti netrofil membunuh bakteri
Limfosit : terdiri dari sel limfosit B dan sel limfosit T yang keduanya berperan dalam kekebalan imunitas.

SISTEM KEKEBALAN
Apabila ada benda asing yang masuk kedalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi memebentuk suatu zat anti ( anti bodi ) yang khas untuk masing masing benda asing tersebut. Kekebalan mungkin dapat dibawa sejak lahir, melalui zat anti yang diberikan ibu atau dapat pula diperoleh kemudian. Kekebalan yang diperoleh kemudian bisa terjadi karena infeksi secara alamiah yang kemudian menimbulkan penyakit atau tidak sampai menimbulkan penyakit, atau dapat pula kekebalan yang sifatnya dibuat dengan memberi vaksin tertentu, contohnya :
vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC pada anak
vaksin Polio
vaksin DPT
vaksin TT
vaksin Morbili
vaksin rubella

Jenis kekebalan terbagi dalam 2 bentuk
· kekebalan humoral, terjadi karena terbentuknya gama globulin yang spesifik untuk suatu antigen setelah bereaksi dengan sel limfosit B tersebut.umumnya kekebalan ini tidak berlangsung lama hanya sekitar beberapa bulan.
· Kekebalan seluler merupakan kekebalan yang dibawa oleh sel T untuk antigen tertentu, umumnya kekebalan ini berlangsung lama hingga bertahun – tahun.

SEL DARAH MERAH
Eritrosit sebagai sel darah merah berumur rata – rata 120 hari, sel ini berbentuk cakram, dengan jumlah rata – rata sekitar 5 juta / mm3 atau sekitar 25 Triliun dalam 5 liter darah, jika dalam perhitungan detik maka didapatkan dalam 1 detik akan terbentuk 2. 400.000 sel baru dan selama hidupnya eritrosit ini akan melewati aliran darah dengan menempuh lebih dari 1000 km dalam hidupnya.
Eritrosit yang tua akan mengalami kematian dan dihancurkan di limpa, limpa juga tempat menyimpan trombosit dan limfosit serta menyimpan eritrosit yang sehat. Apabila darah dilakukan sentrifugal maka akan didapatkan hematokrit yang merupakan bagian terbesarnya berisi eritrosit, nilai hematokrit pada laki –laki berkisar 47 % dan pada perempuan 42 %. Didalam eritrosit terdapat hemoglobin ( Hb ) yang berfungsi mengikat oksigen untuk didistribusikan keseluruh jaringan tubuh, kadar Hb untuk laki – laki 16 gr/dl dan perempuan 14 gr/dl.
Eritopoisis atau pembentukan eritrosit pada anak – anak berlangsung di seluruh sumsum tulang, sedangkan pada dewasa terjadi pada tulang – tulang pipih, eritopoisis terjadi karena rangsangan hormon eritopoitin yang dihasilkan di ginjal.
Apabila kadar O2 arteri menurun maka produksi eritopoitin meningkat dan peningkatan ini akan merangsang pembentukan eritrosit lebih banyak lagi sehingga kadar Hb sebagai pembawa oksigen juga ikut meningkat. Kerusakan pada ginjal menyebabkan penurunan eritopoitin akibatnya pembentukan eritrosit juga berkurang sehingga menyebabkan anemia.

ANEMIA DAN HEMOFILIA
Anemia dapat terjadi karena kekurangan kadar Hb dalam darah, secara umum anemia dapat disebabkan oleh :
1. anemia defisiensi, anemia karena kekurangan zat – zat pembentuk eritrosit, misal zat besi, asam folat, B12.
2. anemia pernisiosa, disebabkan oleh vitamin B12 tidak dapat diserap oleh usus.
3. anemia hemolitik, disebabkan darah yang ada dalam tubuh kita mudah hancur atau lisis karena zat – zat tertentu misal bisa ular atau karena penyakit lain misal talasemia.
4. anemia aplastik, terjadi karena proses pembentukan eritrosit terganggu karena ada gangguan pada sumsum tulang.
5. anemia karena perdarahan akibat dari kehilangan darah yang bersifat masif.
6. anemia renalis.
Hemofili merupakan salah satu penyakit gangguan darah, apabila pemderita terluka maka akan sukar berhenti. Hal ini disebabkan gangguan defisiensi faktor VIII dan bersifat herediter.


GOLONGAN DARAH
Didalam tubuh kita golongan darah ditentukan oeh antigen dan antibodi, yang masing masing orang berbeda dan akan menimbulkan reaksi antigen – antibodi bila darah yang berbeda itu tercampur. Golongna darah yang sering dipakai adalah sistem ABO dan faktor resus.
Apakah Golongan Darah itu?Golongan darah ditentukan adanya suatu zat/antigen yang terdapat dalam sel darah merah. Dalam system ABO yang ditemukan Lansteiner tahnu 1900, golongan darah dibagi :
Gol
Sel Darah Merah
Plasma
A
Antigen A
Antibodi B
B
Antigen B
antibodi A
AB
Antigen A & B
Tak ada antibodi
O
Tak ada antigen
Antibodi Anti A & Anti B
Sebaiknya anda tahu
Siapa yang menemukan asal muasal golongan darah pada manusia?Landsteiner adalah orang yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam ABO sistem pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan dilakukan dengan melakukan reaksi antara sel darah merah dan serum dari donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi dan dan satu macam tanpa reaksi. Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau samasekali tidak ada reaksi


ditulis oleh : M. Judha dan tim mentor

Selasa, 08 Juli 2008

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PETUNJUK PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA ( Menurut Friedman )
A.DATA DASAR KELUARGA
1.Nama Kepala keluarga ( KK ) : Inisial
2.Usia : Jelas
3.Pendidikan : Pendidikan terakhir
4.Pekerjaan : Pekerjaan pokok kepala keluarga
5.Alamat dan no. tlp : Jelas
6.Komposisi Keluarga : ( dibuat dalam bentuk tabel yang terdiri dari : nama, jenis
kelamin, hubungan dengan keluarga, tempat tanggal lahir,
pekerjaan, pendidikan )
7. Genogram : Menggambarkan struktur anggota keluarga
8. Tipe keluarga : Menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta kendala
- Keluarga inti ( nuclear family )
- Keluarga Besar ( extended family )
- Keluarga Berantai ( Serial family )
- Keluarga duda / janda ( Single family )
- Keluarga berkomposisi
- Keluarga Kabitas

9. Suku bangsa : (diisi dengan latar belakang budaya dari keluarga)
- latar belakang budaya keluarga
- bahasa yang digunakan
- asal negara atau daerah sama baik kondisinya dengan tempat tinggal sekarang
- hubungan sosial keluarga dari etnis yang sama/tidak
- tempat tinggal keluarga rata2 dari etnis yang sama/tidak
- Kebiasaan diet dan berpakaian tradisional atau modern
- keluarga memanfaatkan pelayanan dan praktik kesehatan menggunakan pelayana
kesehatan tradisional atau meyakini tradisional penduduk asli
10. Agama : ( diisi dengan informasi berikut )
- Agama keluarga
- adakah perbedaan keluarga menjalankan ibadah
- apakah agama dijadikan sbg dasar keyakinan / nilai yang mempengaruhi kehidupan
keluarga

11. Status sosial ekonomi keluarga : pendapatan keluarga
12. Aktivitas Rekreasi keluarga : kebiasaan rekreasi keluarga
13. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
- Tahap perkembangan keluarga saat ini :
1. tahap pembentukan keluarga
2. tahap menjelang kelahiran anak
3. tahap menghadapi bayi
4. tahap menghadapi anak prasekolah
5. tahap menghadapi anak sekolah
6. tahap menghadapi anak remaja
7. tahap melepaskan anak ke masyarakat
8. tahap berdua kembali
9. tahap masa tua
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
14. Riwayat keluarga inti : Perkembangan mental, status kesehatan yang unik dan
pengalaman seperti kematian, kehilangan, perceraian, penyakit
mental, cacat fisik
15. Riwayat keluarga sblmny : Riwayat dari kedua orang tua termasuk riwayat kesehatan
B. LINGKUNGAN
16. Karakteristik rumah denah rumah : luas dan bagian – bagian rumah
17. Karakteristik tetangga & komunitas : karakteristik fisik tetangga dan komunitas, tipe
penduduk, tipe hunian, kondisi hunian, sumber- sumber polusi, fasilitas yang ada
di komunitas
18. Mobilitas geografis keluarga : Berapa lama keluarga tinggal ditempat tersebut,
adakah sejarah pindah, dari mana pindahnya
19 . Perkumpulan keluarga dan interaksi dg masyarakat :
: klrg tahu perkumpulan yang ada ?
: ikut terlibat ?
: merasakan manfaat ?
: frekuensi pertemuan ?
: Pandangan klrg thdp perkumpulan tsb ?